Jakarta (ANTARA) - Eropa umumnya memandang kepindahan Cristiano Ronaldo ke Liga Arab Saudi untuk bergabung dengan klub Al Nassr dengan bayaran 200 juta euro per musim sampai 2025 sebagai tirai untuk akhir karir sang megabintang.
Walau sudah lama dikabarkan bakal pindah ke Timur Tengah, kepastian pemain bintang yang selalu bermain untuk klub-klub raksasa Eropa itu tetap mengejutkan dan memicu spekulasi mengenai akhir karirnya.
Dia sudah berusia 36 tahun sehingga terlihat memang di senja karirnya. Benarkah karir Ronaldo telah tamat?
Pertanyaan itu selalu diajukan sejak dia melalui musim yang buruk bersama Manchester United sampai kontraknya diputus gara-gara wawancara kontroversial menjelang kickoff Piala Dunia 2022.
Benarkah dia pindah hanya karena uang besar yang ditawarkan Saudi sampai dia kini menyandang status atlet termahal di dunia? Adakah obsesi lain yang mungkin lebih mulai sekadar demi uang? Jangan-jangan dia memiliki motif sama dengan legenda global, Pele, yang wafat belum lama ini?
Baca juga: CR7 sepakat gabung dengan klub Arab Saudi dalam kontrak fantastis
Pele tak pernah bermain di Eropa. Namun begitu, dia menjadi pesepakbola yang kebesarannya tak tertandingi siapa pun, termasuk jebolan-jebolan Eropa yang langganan menjadi pesepak bola terbaik di dunia.
Tapi Pele yang dianggap harta karun nasional oleh pemerintah Brazil sehingga dia terlarang meninggalkan Brazil demi klub-klub besar di Eropa, kemudian memilih Amerika Serikat saat senja karirnya sudah dekat.
Pele yang konsisten apolitik sampai akhir hayatnya, terlihat kemudian terobsesi mempopulerkan sepak bola di Amerika Serikat yang lebih menyukai bola basket, hoki, bisbol dan rugby yang disebut 'american football' di negeri ini.
Pele berhasil mengubah wajah sepak bola AS sampai beberapa tahun kemudian liga sepak bolanya yang dikenal dengan Major League Soccer (MLS) pun tak lagi inferior terhadap NBA, MLB dan NLF.
Siapa tahu motif sama ada dalam pikiran Ronaldo karena menerima pinangan Saudi walaupun sepak bola di negeri ini sudah lama menjadi cabang terpopuler di sana dan fakta bahwa tak ada klub besar Eropa yang bersedia menampung dirinya.
Saudi sendiri berbeda dengan Saudi yang dulu. Di bawah pemimpin de facto Pangeran Mohammad bin Salman, negeri ini agresif memoles citra internasionalnya menjadi lebih terbuka dan modern dengan salah satunya menyemarakkan kembali kehidupan seni dan budaya, termasuk olahraga.
Di satu sisi citra besar Ronaldo dapat membantu menaikkan citra Saudi, khususnya olahraga. Perekrutan Ronaldo tak lama setelah timnas Saudi tampil menawan selama Piala Dunia 2022 dengan menjadi satu-satunya tim dalam hampir tiga tahun terakhir ini bisa mengalahkan Argentina yang kini juara dunia.
Bayaran sebesar 200 juta euro per tahun yang bakal sulit disamai siapa pun dalam waktu dekat ini adalah gambaran mengenai betapa tingginya Saudi menghargai Ronaldo karena membayangkan manfaat dan insentif besar yang bakal didapatkan negara kerajaan itu.
"Perekrutan ini tak saja akan menginspirasi klub sepakbola kita dalam mencapai sukses lebih besar lagi namun juga menginspirasi liga kita, bangsa kita dan generasi mendatang, putra putri kita, untuk menjadi yang terbaik menurut versinya," kata Menteri Olahraga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki Al-Faisal via Twitter.
Baca juga: Cristiano Ronaldo resmi bergabung ke klub Arab Saudi, Al-Nassr
Selanjutnya: Ronaldo tak sabar bermain
Copyright © ANTARA 2022